Gentle Notes

libur sehari, kemewahan tersendiri

Hari ini libur karena hari buruh. Nggak ada demo di rumah, kegiatan berjalan seperti biasa. Aku bangun pagi untuk nyuci dan nyeterika. Mulai dari jam 4 pagi tapi entah mengapa selalu beres jam 10 pagi.

Tahu sih kehalangnya kenapa. Mendadak harus bikin kerjaan kantor. Sebentar aja sih tapi ya tetep aja kehambat. Masalah ini bikin aku harus rapat besok untuk bicarakan beberapa hal sama stafku. I admit I'm not the one who liked conflict. Aku orangnya selalu menghindar dari konflik karena takut nggak disukai. I should learn better about that side of myself.

Anyway. Meskipun awalnya takut hujan, bisa nge-date sesuai rencana yang sudah dibuat sama Abang kemarin. Perginya sebentar aja, 3 jam termasuk perjalanan bolak-balik. Main ke Cihapit. Tapi cukup hepi karena bisa jalan-jalan dan nyobain hal baru. Biasanya ke mal terus kalau waktu kosong.

Terlepas dari ada kerjaan dadakan tadi pagi, hari ini sebenernya cukup mewah buatku. Kerjaan bisa dengan cepat selesai tanpa kendala (cuma satu jam selesai, no revisi). Ini awal bulan jadi bisa main dan makan enak. Terus nggak usah kepikiran deadline besar karena deadline besar masih agak jauh. Deadline medium aja. Pressurenya lagi low.

Udah agak lama nggak merasa begini, karena sejak Januari high intensity terus. Event nggak berhenti-berhenti datang sampe kayaknya nggak bisa napas. Pas malam takbiran pun kemarin kami masih ada kerjaan.

Aku pikir hari ini bakal bikin blog post di gentle sunday, ternyata enggak. I spent my day organizing my notes, nyeterika, nyuci, nonton youtube. Sempet ngerasa bersalah sih, tapi dipikir-pikir kan ngeblog tuh hobi. I shouldn't give myself much pressure, kerjaan aja udah pressure haha. I'm taking time mengumpulkan resources untuk dijadikan tulisan. Mungkin akhir minggu bisa nih nulis-nulis lagi.

I thought about unused footages on my hardisk and my camera. Kelamaan ga diedit-edit itu video. Kayaknya mau aku coba edit aja deh meskipun hasilnya jelek.

#journal #life